
Keharusan magang dari kampus membawa saya pada sebuah
kelompok tani di daerah Bandung.
Kelompok tani yang memiliki fokus pada
komoditas kopi ini, terbentuk melalui
kumpul rutin di masjid yang ada di desa Giri Senang, Bandung.
Perjalanan menuju lokasi kelompok Tani Hutan Giri Senang begitu
saya nikmati. Bagaimana tidak? Sepanjang jalan saya disuguhkan dengan landscape yang begitu indahnya.
Suhu
dingin khas pegununungan menambah kenikmatan berkendara menuju lokasi saya untuk belajar tentang komoditas kopi.
Banyak hal yang saya pelajari terkait proses hulu-hilir
kopi. Tapi, ada satu proses pasca panen yang sudah saya dambakan sejak lama:
roasting biji kopi.
Pada akhirnya saya berkesempatan mencoba meroasting biji
kopi hijau arabika seberat 1 kg tersebut.
Apa itu Roasting Kopi?
Mengenal Bagian Mesin Roasting

Sebelum memulai mengoperasikan mesin roasting yang begitu
besar. Saya mendapat briefing terlebih
dahulu dari mas Yadin selaku mentor.
Beliau menjelaskan secara rinci bentuk dan
fungsi tiap bagian dari mesin roasting tersebut.
Hal yang saya tangkap dari penjelasan beliau adalah:
Bagian Atas Mesin
Pada bagian atas mesin roasting
coffee terdapat beberapa komponen yang memiliki peranannya masing-masing. Bagian
tersebut ialah: dust collecting fan, dust collector, dan feed port.
- Feed port merupakan tempat untuk memasukan green bean kedalam mesin roasting. Ukuran corong dari feed port
bervariatif, tergantung dari kapasitas mesin roastingnya. Sistematikanya-pun
dibagi menjadi dua, manual dan otomatis. Manual artinya, kita harus membuka
tuas penahan green bean dengan tenaga yang kita miliki. Sedangkan otomatis jauh
lebih simpel. Green bean akan terhisap masuk kedalam mesin roasting dengan
sendirinya. - Dust collecting fan merupakan
bagian yang bertugas untuk menciptakan angin. Kemudian, angin yang tercipta
akan mendorong ampas kulit kering selama proses roasting menuju dust collector.
Perjalanan ampas kulit kering menuju dust collector melalui pipa yang terhubung
dengan barrel. - Dust collector merupakan
tempat tersimpannya ampas kulit kering hasil proses roasting. Jika tidak ada
tempat pembuangan ini, maka ampas kulit kering akan berterbangan kemana-mana.
Bagian Tengah Mesin
Pada bagian tengah mesin roasting, bisa dibilang juga tempat inti
terjadinya proses roasting atau pemanggangan biji kopi.
Beberapa bagian yang terletak di tengah mesin
roasting, ialah: barrel, observation window, sampling spoon, discharge port.
- Barrel merupakan
tempat terjadinya proses roasting biji kopi. Tempat ini berbentuk tabung yang
tidak berhenti berputar ketika mesin dinyalakan. Hampir mirip tabung pada truk
semen. Tujuan terus berputarnya barrel adalah untuk menyalurkan panas yang
diciptakan ke seluruh bagian barrel, dan memastikan bahwa green bean terpanggang dengan merata. Satu tips
sederhana agar barrel tetap terjaga bentuknya adalah jangan langsung matikan mekanisme
perputaran setelah selesai roasting. Biarkan terlebih dahulu hingga permukaan
barrel dingin, baru kemudian matikan semua sistem mesin roasting. - Observation window merupakan
tempat dimana kita bisa mengintip sudah sejauh mana proses roasting
berlangsung. Jangan sampai, hasil roastingan kita meleset dari profil roasting
yang diinginkan. - Sampling spoon merupakan
bagian yang letaknya sama dengan observation window. Dengan adanya sampling
spoon kita bisa lebih dalam menganalisa proses roasting yang terjadi. Caranya cukup
sederhana, kita hanya perlu menarik sampling spoon dan beberapa biji kopi yang
sedang di roasting akan tertarik keluar. Kemudian, barulah kita bisa
menganalisisnya. Namun yang perlu diperhatikan adalah jangan terlalu sering
menarik sampling spoon. Karena akan berdampak pada suhu mesin roasting. Efeknya, waktu yang dibutuhkan akan lebih lama atau hasilnya nanti tidak merata. - Discharge port merupakan
bagian yang terdapat di tengah dan bawah mesin roasting. Pada bagian tengah
mesin, discharge port berfungsi untuk membuka jalan bagi biji kopi hasil
roasting menuju tempat cooling plate. Ketika proses pendinginan sudah selesei,
giliran tugas discharge port yang berada pada bagian bawah mesin untuk membuka
jalan biji kopi kepada wadah penampung.
Bagian Bawah Mesin
Pada bagian bawah mesin, memiliki fungsi yang cukup vital
terhadap hasil roasting. Karena pada bagian bawah mesin terdapat bagian,
seperti: healing system, mixing showel, cooling plate.
- Healing system merupakan
tempat bagian yang bertugas menjadi pemanas bagi mesin roasting. Pada mesin
roasting berukuran besar, umumnya sistem pemanas menggunakan tabung gas. Sedangkan,
mesin roasting berukuran kecil atau skala rumahan, umumnya sistem pemanas
menggunakan gas kaleng. - Mixing showel merupakan
bagian yang berada pada cooling plate. Mixing showel bertugas untuk mengaduk
biji kopi yang telah selesai di roasting. - Cooling plate merupakan
tempat pemberhentian terakhir biji kopi sebelum dipindahkan ke wadah penampung.
Pada tempat ini, biji kopi yang telah sesuai profil roasting yang diinginkan
roaster (sebutan untuk tukan roasting) akan di dinginkan untuk memberhentikan proses masak yang terjadi. Ketika
biji kopi sudah dingin, barulah biji kopi dipindahkan kewadah penampung untuk
selanjutnya dikemas sesuai dengan kebutuhan.
Bagaimana? Udah ada sedikit gambaran kan soal bagian-bagian
mesin roasting. Jadi, nanti kalau kamu punya kesempatan untuk meroasting.
Kamu gak
usah terlalu kaget atau bahkan bingung melihat mesin roasting. Karena, kamu
telah memahami seutuhnya bagian dari mesin roasting beserta fungsinya. Good job!
Proses Roasting Biji Kopi

Setelah mendengarkan dengan seksama penjelasan mas Yadin. Akhirnya
saya berkesempatan untuk meroasting green bean yang saya beli sendiri di
kelompok tani tersebut.
Green bean yang saya miliki sebanyak 1 kg, sedangkan
kapasitas mesin roastingnya kurang lebih 4 kg kalau tidak salah.
Setelah semua sistem dalam mesin roasting diaktifkan. Saya perlu
menunggu beberapa saat sebelum melepaskan green bean ke barrel.
Hal yang perlu
diperhatikan ketika meroasting biji kopi adalah suhu dari mesin roasting.
Mas Yadin,
terbiasa untuk memasukan green bean ke barrel ketika suhu sudah sekitar 130
derajat (sedikit lupa pastinya di suhu berapa).
Setelah suhu dari mesin kopi sesuai, barulah green bean
dilepaskan dari feed port menuju barrel.
Ketika proses pemanggangan kopi, saya berdiskusi dengan mas Yadin
terkait profil roasting, tips roasting,
hingga kesalahan yang sering terjadi pada roaster pemula.

Pada saat itu,
profil roasting yang saya inginkan adalah medium roast. Profil ini yang cocok
digunakan untuk metode seduh pour over.
Disisi lain, saya juga ingin pakde saya menikmati kopi hasil roastingan saya
selama magang.
Proses roasting berjalan dengan khidmat, beberapa kali saya
dibuat penasaran dengan keadaan biji kopi yang sedang terpanggang dalam mesin.
Seringkali,
saya mengintip biji kopi melalui observation window. Setelah first crack
terjadi, saya makin kegirangan.
Karena saya pikir, first crack hanya bisa saya
alami ketika membaca buku ataupun artikel tentang roasting. Kali ini saya
mendengarnya langsung.
Setelahnya, momen yang saya tunggu adalah second crack. Ketika
biji kopi sudah melewati fase second crack, barulah kita mulai teliti terkait
profil roasting yang diinginkan.
Jangan sampai terlalu cepat, atau bahkan
terlalu lama. Harus presisi. Singkatnya, saya berhasil menghasilkan roastingan
biji kopi dengan profil medium roast.
Pencapaian ini berhasil saya raih berkat bimbingan dan
pengawasan mas Yadin selama proses roasting terjadi.
Beberapa hari setelahnya,
saya pulang ke Pamulang karena durasi magang telah selesai.
Citarasa Kopi Kelompok Tani Hutan Giri Senang

Saya menceritakan
pengalaman magang saya selama di Kelompok Tani Hutan Giri Senang. Oya, tak lupa
juga kami menikmati kopi hasil roastingan saya sendiri.
Menurut pakde saya, kopi yang dihasilkan memiliki aroma dan
rasa seperti coklat.
Sehingga muncul pertanyaan darinya, “lahannya bekas buat
nanem coklat dulunya lif?”
Seingat saya, mas Yadin pernah cerita kalau emang
dulunya lahan perhutani yang digunakan pernah ditanami coklat. Tapi, itu sudah
lama sekali, kurang lebih 30 tahunan yang lalu.
Memang benar ya, kalau kopi itu menyerap rasa tanaman
disekitar dia tumbuh. Hmm.. kamu udah pernah nyobain kopi yang berasa coklat?
Kalau
belum, mungkin kopi dari Kelompok Tani Hutan Giri Senang bisa jadi pilihan. Biar
samaan, pilih juga yang metode pasca panennya natural yak. Oke?
Kalau kamu gak
mau ribet, bisa klik link ini buat
beli langsung lewat Tokopedia.
Kamu punya pengalaman ngeroasting biji kopi juga gak? Kalau iya,
sharing dikolom komentar yak. Siapa tau bisa nambah wawasan saya dan yang
lainnya.