Sering kedinginan di Gunung? Begini cara mengatasinya!
Mendaki gunung adalah salah satu kegiatan di alam bebas yang menyenangkan, walaupun melelahkan serta beresiko. Apabila tidak dipersiapkan dengan matang, bukan hanya akan kesusahan selama pendakian. Nyawamu juga bisa jadi taruhannya.
Salah satu ancaman nyata selama mendaki gunung adalah suhu dingin yang bisa saja berubah jadi ekstrim. Tergantung pada alam dan cuaca.
Hasil penelitian Kosinki dkk, pada tahun 2015, menyatakan bahwa ada 268 kasus hipotermia sepanjang tahun 2011. Untungnya, tidak ditemukan kasus yang berujung pada kematian.
Namun jika tidak dilakukan treatmen dengan benar, maka nyawamu atau teman pendakianmu bisa terancam. Untuk mencegah hal tersebut terjadi, maka memiliki pengetahuan yang mendalam tentang hipotermia adalah kewajiban bagi setiap pendaki.
Minimal ada 1 orang dalam setiap rombongan.
Untuk memudahkan pencegahan penyakit hipotermia, berikut ada beberapa tips melawan kedinginan di Gunung.
Langkah-langkah Mengatasi Kedinginan di Gunung
Biasanya ketika mendaki gunung, seringkali kita mengeluhkan dingin yang dirasakan. Tapi memang itu tantangannya.
Meskipun begitu, ada juga pendaki yang malah dengan sengaja mencari sensasi kedinginan ini. Tapi kalau over, ya, bahaya juga untuk kesalamatan.
Karena berpotensi terserang Hipotermia, dan berujung pada kematian.
Jujur, saya gak nakut-nakutin. Tapi itu faktanya.
Untuk memperkecil potensi terserangnya hipotermia, lakukan langkah-langkah berikut ini.
1. Aklimatisasi
Aklimatisasi adalah proses penyesuain suhu tubuh terhadap lingkungan. Jadi, sewaktu kamu mendaki gunung dan menuju level ketinggian tertentu. Kamu perlu melakukan proses aklimatisasi.
Jadi begini, setiap kenaikan level ketinggian itu memiliki suhu yang berbeda dari ketinggian sebelumnya.
Nah, ketika kamu memasuki level ketinggian yang baru, tubuhmu perlu menyesuaikan suhu dengan lingkungan.
Misalnya ketika saya mendaki gunung Slamet. Ketika saya berada di pos 1 dengan ketinggian 1937 MDPL memiliki suhu sekian derajat. Kemudian ketika saya tiba di pos 3 dengan ketinggian 2510 MDPL pasti suhunya berbeda dari pos 1.
Setelah memasuki pos 3, tempat tersebut lebih dingin daripada pos 1. Namun lama-kelamaan rasa dingin itu tidak terlalu menusuk.
Ketika itu terjadi, berarti tubuh telah beradaptasi dengan suhu di pos 3. Dan itulah proses aklimatisasi yang terjadi. Namun untuk gunung dengan ketinggian lebih dari 4000-an mdpl. Proses aklimatisasinya cukup berbeda.
Kalau kamu pernah nonton vidio YouTube kak Furky yang mendaki puncak Spantik. Ia harus naik dan turun, misal, dari camp 2 ke camp 1. Terus balik lagi ke camp 2, dan melanjutkan perjalanan.
Pada dasarnya setiap manusia memiliki waktu tersendiri dalam proses aklimatisasi ini, jadi tidak menentu berapa lama waktu yang dibutuhkan.
Tidak masalah, itu normal. Yang berbahaya adalah ketika tubuhmu itu sulit untuk menyesuaikan diri dengan suhu lingkungan. Apalagi kalau gak sadar, beresiko hipotermia.
2. Cukupi Enerdi & Tunda Pakai Jaket
Saya adalah salah satu orang yang tahan dengan dingin, malah mencintainya. Ada efek magis yang saya rasakan ketika tubuh ini terpapar dingin di gunung.
Rasanya, semua perasan sakit, masalah, dan lelah hilang dalam sekejap mata. Beneran… Gak bohong.
Kalau kamu mikir saya sakti mandraguna, kamu salah. Karena saya gak punya ilmu kebal dingin sama sekali. Cuman menerapkan beberapa pelajaran di sekolah dan juga wejangan ayah saya selaku pendaki senior.
Begini maksudnya…
Dalam pelajaran biologi, pernah ada materi yang tentang respon tubuh, seingat saya begitu. Keringat yang muncul adalah respon dari tubuh untuk mendinginkan suhu tubuh yang terlalu panas.
Sedangkan menggigil, adalah respon dari tubuh untuk menaikan suhu tubuh yang terlalu rendah. Dan kedua respon tubuh itu membutuhkan energi. Singkatnya, salah satu cara mencegah kedinginan di Gunung adalah dengan memastikan tubuh memiliki energi yang cukup.
Sehingga tubuh bisa melakukan mekanisme pertahanan dengan otomatis. Oleh karena itu, jangan biarkan perutmu kosong. Apapun itu makanannya paksakan masuk kedalam tubuh, seminimalnya ada yang masuk ke dalam tubuhmu.
Kemudian soal wejangan ayah adalah soal menunda memakai jaket.
Katanya, jika kita menunda memakai jaket akan membuat tubuh kita lebih tahan terhadap suhu dingin gunung.
Dengan begitu, jaket gunungmu akan jauh lebih berfungsi ketika dihadapkan dengan kondisi dingin luar biasa, dimana tubuh kita sudah tidak mampu mentoleransinya lagi.
Berikut beberapa jaket gunung yang sempurna untuk mengatasi dinginnya gunung di Indonesia dengan harga yang murah:
3. Menciptakan Suhu Panas
Lawannya dingin ya panas. Jadi cara termudah untuk mengatasi dingin, ya, dengan menciptakan musuh alaminya. Maksudnya adalah menciptakan suhu panas, salah satunya caranya membuat perapian atau api unggun.
Namun jika kamu memutuskan untuk membuat perapian, pastikan sebelum kamu meninggalkan tempat tersebut apinya telah padam.
Jujur, saya agak jarang membuat perapian ketika mendaki. Alasannya mungkin karena saya agak jengkel ketika melihat pendaki yang meninggalkan bekas api yang dibuat dalam keadaan menyala.
Kondisi ini sangat beresiko, karena bisa jadi pemicu kebakaran hutan. Apalagi jika sedang musim kemarau.
Tapi memang tidak bisa dipungkiri, membuat perapian atau api unggun manfaatnya sangat dahsyat untuk mengusir dingin.
Cara membuatnya juga cukup mudah. Kamu hanya perlu mengumpulkan bahan bakarnya.
Bisa menggunakan kayu kering, dedaunan kering, sampah pendakianmu (Kalau kamu mendaki di gunung yang menghitung bekas sampah, lebih baik jangan, seperti gunung Kembang).
Baca Juga: Cara Membuat Api dengan Peralatan Seadanya
Setelah api unggun jadi, dekatkanlah tubuhmu ke perapian tersebut (dengan jarak aman) supaya panasnya bisa ditransfer kedalam tubuhmu.
Kamu juga bisa memanfaatkan panasnya untuk mengeringkan pakain basahmu. Bakalan kering kok, cuman ya agak sangit dikit alias bau asap.
Selain membuat perapian, manfaatkan juga panas tubuh
Kalau kamu mager membuat api unggun, karena sudah terlanjur nyaman dalam tenda. Kamu bisa mengikuti langkah berikut.
Cara ini terbukti efektif menghilangkan kedinginan di gunung. Kamu hanya perlu menyiapkan sarung dan kompor portable.
Lakukan pose seperti diatas, taruh kompor di dalamnya dengan api kecil saja, nikmati kehangatan yang akan tercipta.
Prinsipnya, suhu panas yang diciptakan oleh kompor akan sedikit terperangkap dalam sarung. Sehingga kamu bisa menikmati kehagatan tersebut.
Pastikan terdapat rongga didalamnya, karena api akan padam jika tidak ada oksigen yang mengalir.
4. Mengkonsumsi Jahe
Jahe merupakan rempah yang berkhasiat menghangatkan tubuh. Jikalau alat-alat yang kamu gunakan untuk meredam dingin dari luar tidak bekerja.
Ini saatnya untuk mengkombinasikan kehangatan dari dalam tubuh kamu. Dengan begitu tubuh kamu akan lebih cepat merasa nyaman dengan suhu yang ada.
Jahe yang kamu konsumsi bisa dalam bentuk utuh atau dijadikan minuman. Kalau saya selalu menyiapkan keduanya.
Jadi kalau males nyeduh ya tinggal kunyah aja jahenya. Biasanya, saya jahe saya potong secara dadu dari rumah, dan dimasukan kedalam wadah bening.
Kemudian disimpan dalam tempat yang mudah diakses dalam carrier.
Baca Juga: Tips Memilih Tas Carrier yang Sesuai Untukmu!
Kalau untuk diminum, sebenarnya kamu tinggal menyeduh jahe yang kamu potong dadu tadi. Cuman sekarang ada yang lebih praktis.
Kamu bisa membeli jahe sachetan, namanya jahe wangi. Kamu juga bisa mencampurnya dengan SKM, agar lebih kaya akan rasa.
5. Matras Alumunium Foil
Ketika saya dan rombongan mendaki gunung Gede, saya membawa matras alumunium foil yang baru saya beli, merknya merapi mountain.
Matras tersebut dilapisi alumunium foil yang berguna untuk menghalau dingin dari bawah tenda. Untuk pemakaian pertama kali, saya merasa sangat terbantu.
Gimana enggak, tenda lain dalam rombongan teriak kedinginan di gunung, sedangkan di tenda saya malah pakai celana pendek semua. Ketika saya mencoba masuk ketenda lain, emang dingin parah.
Selain bisa menghalau dingin, matras foil juga berpotensi membuat tidurmu dalam tenda jauh lebih nyaman. Sehingga esok harinya kamu akan berenergi untuk melakukan summit attack.
Mau Nyoba Tips Atasi Rasa Dingin di Gunung Mana?
Itulah kelima cara yang sering saya gunakan untuk mengatasi dingin di gunung. Persoalan dingin ini tidak bisa dianggap enteng sebenernya, karena sangat beresiko.
Oleh sebab itu, kamu harus menyiapkan segalanya dengan matang. Kalau bisa kamu juga sudah melakukan manajemen resiko pendakian. Sehingga kemungkinan terburuk bisa dihindari.
Udah dulu ceritanya yaa … Masih banyak cerita lainnya dari Insanus Mlaku yang gak kalah seru dan menarik. Yuk eksplore bareng.
See you!