Mengenal Hipotermia: Gejala, Pencegahan dan Cara Mengobati Hipotermia

gejala,pencegahan, pengobatan hipotermia

Apakah kamu punya pengalaman melihat pendaki terserang Hipotermia selama kamu mendaki? Kalau saya.. pernah beberapa kali, dan kejadiannya begitu cepat!!

Seingat saya, beberapa pendakian saya agak memilukan. Apalagi ketika melihat pendaki lain yang terserang Hipotermia. Tak jarang, pendaki yang terserang adalah pendaki yang sempat berbincang dengan regu kami.

Ketika di Gunung, teman yang baru kita kenal aja. Rasanya sudah sangat akrab. Jadi, bisa kamu bayangkan apa yang saya rasakan ketika melihat itu.
Tapi yang paling parah adalah saya tidak menyadarinya, semuanya begitu cepat. Mulai dari situ, saya bertekad untuk mempelajari lebih dalam terkait Hipotermia.
Karena, ilmu memahami penyakit-penyakit gunung sangat penting demi keselamatan nyawa. 
Udah siap belajar lebih lanjut soal Hipotermia bareng saya? Langsung aja, cekidot!

Gejala-gejala Hipotermia

gejala hipotermia
Hipotermia memiliki
beragam gejala yang mungkin saja sulit untuk kamu deteksi. Sebenarnya, gejala
yang di perlihatkan oleh korban menunjukan seberapa rendah suhu tubuh si korban.

Jangankan pendaki, bayi aja bisa terserang Hipotermia. Bayi yang terserang Hipotermia memang keliatannya sehat-sehat aja.

Tapi, kulitnya bakal kerasa dingin, dan berwarna kemerahan. Gak sampai disitu, bayi tersebut juga akan keliatan diam, lemas, dan mogok makan atau menyusu.

Jadi, mungkin aja persepsi kita selama ini salah. Kalau Hipotermia cuman bisa menyerang ketika kita sedang mendaki gunung aja.

Gejala hipotermia
umumnya berkembang secara perlahan. Sehingga korban dan temannya tidak tidak saadar. 

Secara umum, gejala yang akan diperlihatkan jika si korban terkena hipotermia
ringan adalah menggigil disertai rasa lelah, lemas, pusing, mual, lapar, kulit
terlihat pucat, dan nafas menjadi cepat.

Jika suhu tubuh si korban terus menurun sampai di bawah 32°C, pada umumnya korban sudah tidak bisa merespon rasa menggigil. 

Hal ini
menjadi indikator bahwa tingkat keparahan hipotermia sudah mencapai level
menengah sampai parah.

termometer

Gejala serangan hipotermia sedang dan menengah
(30-36
°C
) adalah:

  1. Mengantuk atau lemas.
  2. Bicara tidak jelas atau bergumam.
  3. Linglung dan bingung.
  4. Kehilangan akal sehat, misalnya membuka pakaian meski sedang
    kedinginan.
  5. Sulit bergerak dan koordinasi tubuh yang menurun.
  6. Napas yang pelan dan pendek.
  7. Tingkat kesadaran yang terus menurun.

Apabila teman mendaki kamu ada yang menunjukan gejala seperti yang sudah disebutkan diatas. 

Segeralah melakukan penolongan pertama, seperti berisitirahat, ganti pakaian
jika basah dan isilah perut kalian. Jika tidak, takutnya malah tambah parah.

Gejala serangan hipotermia berat (<30°C) adalah:

  1. Pingsan.
  2. Denyut nadi yang lemah, tidak teratur, atau bahkan sama
    sekali tidak ada denyut nadi.
  3. Pupil mata yang melebar.
  4. Napas yang pendek atau sama sekali tidak bernapas.

Jika teman mendaki kamu sudah menunjukan gejala seperti diatas, segera lakukan treatmen serius untuk mengatasi
hipotermia ini. Lebih lengkapnya lagi akan saya jelaskan di bawah

Langkah Pencegahan Hipotermia


Gak ada penyakit yang gak bisa dicegah kan ya, setuju gak? 

Kalau
kita tau gejalanya, semoga saja penyakit yang mengerikan sekalipun bisa kita cegah. 

Sama
halnya seperti hipotermia ini, ada beberapa langkah sederhana yang bisa kamu lakukan guna mencegah penyakit hipotermia

Sekiranya ada 5 langkah
sederhana untuk mencegah hipotermia, berikut ulasannya
  1. Hipotermia adalah
    penyakit yang menyerang karena suhu tubuh terlalu rendah. Menjaga pakaian tubuh
    kamu tetap kering selama pendakian sangatlah penting. Segera ganti pakaianmu jika basah. Umumnya pendaki gunung terserang hipotermia karena pakaian basah
    yang tak kunjung diganti
  2. Kenakanlah
    pakaian yang mampu menghangatkan suhu tubuhmu, atau minimal bisa menjaga
    suhu normal tubuh (36,5-37,2°C).
  3. Gunakan aksesoris yang bisa menghangatkan tubuhmu seperti: topi, syal, sarung tangan, kaus
    kaki
  4. Ketika kamu sedang mendaki gunung, sangat disarankan untuk tidak istirahat terlalu lama di jalur
    pendakian. Karena jika terlalu lama, suhu tubuh akan menjadi rendah karena tidak ada
    gerakan untuk mengahangatkan tubuh. Intinya jangan diam terlalu lama di jalur
    pendakian
  5. Minuman dan
    makanan hangat juga bisa menjadi solusi agar kamu terhindar dari hipotermia. Tapi usahakan minuman tidak mengandung alkohol. Seperti yang sudah dijelaskan
    di artikel sebelumnya bahwa minuman yang mengandung alkohol mampu memanipulasi
    otak. Kamu tidak merasa kedinginan karena pengaruh alkohol tersebut, tapi
    aslinya tubuhmu sudah tidak kuat menahan rasa dingin

Metode Pengobatan Hipotermia

urutan medical
Prinsip dalam
menangani korban yang terkena hipotermia cukup mudah. Kuncinya adalah jangan sampai panas tubuh
pergi, dan hangatkan tubuh korban sesegera mungkin.

Dengan begitu hipotermia tidak akan masuk
ke tahap yang lebih serius.
Sebelum korban
ditangani oleh tenaga yang professional, ada beberapa metode Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan (P3K) yang bisa kamu lakukan, yaitu:

  1. Pantau kondisi
    pernafasan korban, jika korban kesulitan bernafas atau berhenti bernafas
    segeralah berikan nafas buatan.
  2. Perlakukan korban
    dengan lemah lembut seperti ke doi, gerakan kasar sedikit saja dapat memicu
    serangan jantung. Menggosok tangan ataupun kaki sebaiknya juga dihindari.
  3. Pindahkan
    korban ketempat yang memiliki suhu hangat jika itu memungkinkan. Sebaiknya korban
    jangan langsung dimandikan dengan air hangat, biarkan suhu korban naik dengan
    perlahan.
  4. Jika pakaian
    korban basah, segera ganti dengan yang kering. Pakaian basah adalah satu faktor
    pemicu hipotermia.
  5. Hangatkan tubuh
    korban terutama di bagian perut dan kepala, dengan selimut, sleeping bag, atau
    pakaian hangat.
  6. Jika kamu akan membaringkan korban, sebaiknya tubuh korban tidak bersentuhan langsung
    dengan tanah. Gunakanlah matras atau karpet.
  7. Transfer panas
    tubuhmu ke korban, misalnya dengan memeluk secara hati-hati. Bersentuhan langsung
    antara kulit dengan kulit jauh lebih efektif.
  8. Kompres korban
    dengan handuk kering yang dihangatkan atau botol yang berisi air hangat. Kompres
    di bagian leher, dada, atau selangkangan. Hindari bagian kaki atau
    tangan, ditakutkan darah yang dingin akan langsung mengalir ke jantung,
    paru-paru dan otak.
Jika korban
sudah bisa dievakuasi, selanjutnya proses pengobatan akan dilakukan oleh pihak
yang professional. Nah, biasanya perawatan yang diberikan kepada korban ialah :
  1. Mengeluarkan
    dan menghangatkan darah korban, lalu dialirkan kembali kedalam tubuh
    menggunakan mesin CPB atau Hemodialisis
  2. Menghangatkan
    saluran pernafas dengan oksigen yang sudah dilembabkan dan dihangatkan, untuk
    memberikannya kepada korban bisa menggunakan masker dan selang
  3. Memberikan
    infus berisi larutan salin yang sudah dihangatkan.
  4. Hipotermia yang
    tidak ditangani secara intensif dapat menyebabkan komplikasi yang cukup serius,
    misalnya radang beku atau frostbite serta gangren (jaringan yang membusuk
    akibat terhambatnya aliran darah, ditandai dengan warna biru) atau kematian

Untuk kamu yang suka berkegiatan di alam bebas alangkah baiknya mengerti beberapa jenis
penyakit yang mungkin terjadi dan cara penanganannya. Jika kamu kurang
mengerti akan hal tersebut maka nyawamu yang jadi taruhannya

Satu hal
yang selalu ditekankan oleh ayah saya,”Jangan pernah berani melawan alam,
bersahabatlah dengan alam”

Udah dulu ceritanya yaa … Masih banyak cerita lainnya dari Insanus Mlaku yang gak kalah seru dan menarik. Yuk eksplore bareng.
See you!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *