Polusi Udara Jakarta Kian Masif, Apa Solusinya?

Ilustrasi kota Jakarta dipenuhi polusi udara (web/bbc.com)

Kalau polusi udara makin gak kekontrol, kayaknya kita harus cepet pindah ke Mars gak sih?

Menghirup udara bersih merupakan kebutuhan
setiap warga negara. 

Namun apa jadinya jika kebutuhan tersebut tidak bisa
dipenuhi akibat buruknya kualitas udara, apalagi bagi warga negara yang tinggal
di Jakarta

Pasalnya, Jakarta menempati posisi pertama kota dengan kualitas
udara paling buruk di dunia versi situs IQAir.

Berdasarkan situs tersebut, diketahui bahwa
indeks kualitas udara di Jakarta berada pada level 124 AQI US dengan polutan
utama adalah PM2.5 dengan konsentrasi 45 ug/m3 pada Selasa
(8/8/2023) lalu. 

Padahal kualitas udara yang buruk akan berdampak pada
Kesehatan.

WHO Global Air Quality Guidelines menyebutkan dampak polusi
udara bisa menimbulkan beberapa penyakit, seperti:

  1. Gangguan sistem saraf
    pusat
  2. Kanker paru-paru
  3. Penyakit paru obstruktif
    kronis
  4. Asma dan kerusakan
    fungsi paru-paru
  5. Sakit kepala dan
    kecemasan
  6. Iritasi mata, hidung dan
    tenggorokan
  7. Penyakit jantung
  8. Gangguan pada hati, limpa,
    dan darah
  9. Gangguan sistem
    reproduksi.

Agar Masyarakat Indonesia, khususnya Jakarta memperoleh udara
bersih yang layak. Maka perlu kerja kolektif yang dilakukan oleh masyarakat dan
juga pemerintah. 

Sehingga dampak buruk yang ditimbulkan akibar kualitas udara
yang rendah bisa ditekan semaksimal mungkin.

Cikal Bakal Polusi Udara

Asap tebal 1257

Ilustrasi kota London di
penuhi asap tebal (web/tribunews.com)


Sejatinya permasalahan polusi udara sama
tuanya dengan kehidupan umat manusia di bumi. Karena manusia purba yang hidup
dalam gua merupakan pemeran utama pencemaran udara.

Aktivitas memasak bahan makanan dan pembukaan ladang
liar adalah contoh nyata dari pencemaran udara. 

Pasalnya, aktivitas tersebut
akan menghasilkan senyawa beracun yang dilepaskan ke udara.

Akan tetapi,
aktivitas tersebut belum dianggap sebagai aktivitas yang menyebabkan polusi
udara.

Pencemaran udara mulai dianggap masalah serius
ketika terjadi peralihan dari bahan bakar kayu menuju bahan bakar batu bara
pada abad pertengahan. 

Puncaknya pada era revolusi industri penggunaan batu
bara semakin jor-joran. Dampaknya, pada tahun 1257 kota tua London dilanda asap
tebal yang menganggu pandangan dan pernafasan. 

Sehingga mengharuskan Ratu
Inggris mengungsi ke Nottingham.

Pada tahun 1306 juga terjadi hal serupa. Hal
tersebut memaksa Raja Edward I mengeluarkan kebijakan untuk melarang penggunaan
batu bara sebagai bahan bakar. 

Namun masih ada saja yang melanggar. Sejarah
mencatat pelanggaran yang terjadi mengakibatkan hukuman mati diberlakukan.

Usaha-usaha lainnya untuk membatasi penggunaan
batu bara sebagai bahan bakar menuai keberhasilan. 

Akan tetapi umat manusia
belum menganggap bahwa pencemaran udara adalah masalah yang serius. Sehingga
pada era revolusi industri jilid 2, minyak bumi mulai dijadikan bahan bakar.

Pada era tersebut, keberhasilan Pembangunan
ditandai dengan jumlah cerobong asap yang tinggi. Hal tersebut tentunya
berdampak pada kebersihan udara dan kesejahteraan rakyat.

Umat manusia baru sadar bahwa yang dilakukan
selama ini adalah kesalahan ketika ditemukan kasus penyakit bahkan kematian
akibat polusi udara. 

Kota-kota seperti Costa Rica (Meksiko), Donora
(Pensylvania, USA), London, dan Los Angeles adalah tempat dimana kasus
penyakit, dan kematian manusia ditemukan.

Penyebab Polusi Udara Jakarta

Padatnya lalu lintas di Jakarta (web/Kompas.com)

Permasalahan polusi udara di Jakarta
akhir-akhir ini sebetulnya bukan masalah baru. 

Tim Advokasi Gerakan Ibukota (Inisiatif
Bersihkan Udara Koalisi Semesta) menggugat sejumlah pihak karena pencemaran
udara pada Juli 2019.

Presiden Joko Widodo, Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Kesehatan dan Gubernur DKI Jakarta menjadi
pihak tergugat dalam kasus ini. 

Gugatan tersebut dimenangkan oleh Tim Advokasi
Gerakan Ibukota pada Semptember 2021 silam.  

Namun bukannya melaksanakan putusan pengadilan, pihak-pihak
tergugat malah cenderung mengajukan kasasi. Sehingga berdampak pada kualitas
udara yang makin memprihatinkan.

Laporan inventarisasi emisi penyebab polusi
udara yang dikeluarkan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) tahun 2022 mengatakan
bahwa populasi penduduk perkotaan, transportasi dan motorisasi, serta konsumsi
energi adalah faktor menurunnya kualitas udara di Jakarta.

Dalam laporan tersebut, terdapat 7 jenis
polutan yang diteliti, yaitu
: karbon
monoksida (CO), Nitrogen Oxsida (NOx), Sulfur dioksida (SO2) Partikulat udara
10 mikrometer (PM10), partikulat udara 2,5 mikrometer (PM2,5), karbon hitam
(BC), dan Non-methane volatile organic compounds (NMVOC).

Berdasarkan hasil inventarisasi tersebut,
sektor transportasi menyumbang 44% pencemaran udara Jakarta, disusul dengan
sektor industri 33%, sektor industri manufaktur 10%, sektor perumahan 14%, dan
sektor komersial 1%. 

Dari data tersebut bisa disimpulkan bahwa sektor
transportasi adalah penyumbang terbesar polusi udara Jakarta.

Selain Keluar Jakarta, Adakah Solusi Lain?

Farah Nufirman yang selalu membawa inhaler
(web/bbc.com)

Farah Nufirman adalah contoh kecil dari warga
Jakarta yang terkena dampak dari buruknya kualitas udara. 

Farah, sedari kecil
sudah berteman akrab dengan penyakit asma. Sehingga kualitas udara yang buruk
menjadi musuh terbesarnya dalam bertahan hidup. 

Melalui BBC.com, Farah
mengatakan bahwa setiap dokternya menyarankan untuk keluar dari Jakarta, atau
kondisinya tidak akan membaik.

Akan tetapi bagi Farah Jakarta adalah tempat
tinggalnya, sehingga agak sulit untuk pindah dari Jakarta. Farah juga
menyayangkan kenapa baru sekarang banyak orang dan pemerintah yang menyoroti
permasalahan polusi udara.

“Kenapa orang baru bergerak mentang-mentang
udah viral. 
Mereka dari dulu ke mana? Ini masalah udah dari dulu bahkan Covid
sempat naik — udara Indonesia sempat terbersih gara-gara pandemi itu,“ ungkap
Farah kepada BBC.com (12/08/23).

Bahkan, kualitas udara Jakarta yang semakin
buruk mengharuskan Farah membawa inhaler dan obat asma kemanapun Ia
pergi.

Apabila kadar oksigen dalam tubuh turun 2% saja, Farah akan merasakan
sesak serta kesakitan pada bagian dada yang berdampak pada kesulitan bernapas.

Presiden Jokowi memimpin rapat terbatas
Rapat terbatas yang dipimpin presiden Jokowi, 14
Agustus 2023 (web/tempo.co)

Menanggapi semakin buruknya kualitas udara di
Jakarta, Presiden Joko Widodo mengadakan rapat terbatas guna membahas
peningkatan kualitas udara, Senin 14 Agustus 2023. 

Hasil dari rapat terbatas
tersebut adalah memperbanyak ruang terbuka hijau, mendorong perusahan melakukan
hybrid working, mengurangi kendaraan berbasis energi fosil dan mendorong
masyarakat beralih ke transportasi masal, pengawasan sektor industri, dan
memasifkan edukasi kepada publik.

Solusi sebagus apapun, sepertinya tidak akan
berhasil jika tidak ada kerja sama yang kuat dari bebagai pihak. 

Oleh karena
itu, mari kita jaga bumi kita tercinta sedini mungkin. Sehingga keadaan bumi
bisa jauh lebih baik dan layak untuk tempat tinggal anak cucu kita kemudian.

Langkah-langkah kecil dalam rumah bisa juga
kita terapkan guna menghemat energi. 

Apalagi jika kamu sudah menerapkan konsep sustainable
living
akan sangat membantu untuk mengatasi polusi udara dan menjaga bumi
kita tercinta.

Udah dulu ceritanya yaa … Masih banyak cerita lainnya dari Insanus Mlaku yang gak kalah seru dan menarik. Yuk eksplore bareng.
See you!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *