Reunian di Cilalula Kopi Pamulang

Saya bersama rico di puncak gunung sumbing

Masa-masa sekolah adalah masa
yang paling menyenangkan, berkumpul bersama teman, nongkrong sana-sini, ejek
sana-sini, seru banget deh pokoknya. Bagi sebagian orang masa-masa sekolah ini
sangatlah susah untuk dilupakan, sehingga terus tenggelam dalam kenangan indah
di masa itu. Kegiatan yang lumrah dilakukan untuk kembali mengenang adalah
“reunian”.

Reunian akbar satu angkatan penuh
merupakan sesuatu yang susah bagi angkatan saya. Setelah lulus mengenyam
pendidikan teman-teman saya seakan menghilang entah kemana, meskipun ada
beberapa yang masih sering kontek-kontekan. Tapi ya.. kebanyakan menghilang
tanpa kabar.

Pada hari minggu kemarin, dua
orang teman saya main kerumah yang berada di Pamulang. Kedua teman ini, sedang
sibuk bekerja. Satu kerja di Bandung, satunya lagi kerja di Cikarang. Kedua
teman saya itu bernama Rico dan Gita, si Rico ini merupakan partner pendakian
saya di masa SMK. 

Kemanapun saya mengajaknya mendaki dia selalu bilang
“GASKEUN” kata yang saya pakai ini belum dilarang kan yaaa…?

Sedangkan Gita, pernah mendaki
bersama ke gunung sumbing walaupun tidak mencapai puncak. FYI kawan mlaku, si
Gita ini punya kemampuan melihat mahluk gaib. Mungkin… di lain waktu saya akan
bercerita tentan pengalaman mendaki bersama seseorang yang mampu melihat mahlukgaib/astral.

Dibalik Sebuah Pertemuan

Pada awalnya Gita ini mengajak
saya untuk pergi ke curug di daerah bogor, menyegarkan pikiran sembari melihat
yang ijo-ijo, katanya. Saya belum meng-iyakan ajakannya tersebut, tiba-tiba di
malam harinya ketika saya mau tidur. Gita vidio call saya. Mungkin biasa aja
ya, tapi… yang membuat saya kaget adalah ada Rico di tempatnya.

Saya langsung bilang ke rico
seperti ini

“ko di-kon dolan maring gene
nyong ora gelem, giliran maring gone gita gelem”

“ya kepriwe maning mad, gitane
maksa”

Sewaktu vidio call itu si Gita
mengajak kami berdua untuk pergi ke curug yang ada di daerah bogor. Sebetulnya
ingin sekali menerima ajakannya. Tapi, mengingat kondisi yang masih belum
menentu seperti sekarang, rasa-rasanya susah untuk meminta ijin. Jadi saya
menyarankan untuk main aja kerumah, nanti ke kedai kopi sembari mengobrol
ngalor-ngidul gak jelas, dengan nada sedikit merayu.

Cukup lama kami berdebat, si gita
kekeh dengan keingannya, dan saya juga kekeh menolak. Sampai akhirnya, saya
bilang “kalau pengin ke curug yo wes kalian aja berdua, aku tak dirumah aja”
begitulah kira-kira bahasa indonesianya. Soalnya percakapan kami menggunakan
bahasa Jawa ngapak, takut pada gak paham. Singkatnya, gita meng-iyakan ajakan
saya dan berencana berangkat jam 4 pagi dari Cikarang.

Ke-esokan harinya saya terbangun
sekitar jam 6 pagi karena handphone yang berisik, ternyata si gita nelfon dan
mengatakan bahwa mereka sudah di jalan. Nyawa yang belum terkumpul sempurna
serta kepala yang sedikit pusing karena kaget. Saya paksa untuk bangun, dan
menunggu kabar selanjutnya dari mereka. 

Sekitar jam 7 pagi mereka ngabarin
kalau udah sampai rumah sakit Sariasih, tandanya sebentar lagi akan sampai
ketempat saya. Tak lama mereka ngabarin lagi kalau udah sampai, “perasaan gak
ada motor lewat kok udah sampai aja” tanyaku dalam hati.

Ternyata mereka lewat jalan
belakang, yang pagarnya ditutup sementara karena alasan PSBB. Tapi sampai
sekarang, tak kunjung di buka. Akhirnya saya jemput, dan menunjukan jalan yang
benar. Sebelum sampai ke rumah, saya mampir dulu ke warung langganan saya. 

Maklum lah ya, perut keroncongan belum sarapan. Kawan mlaku jangan lupa sarapan
ya.. karena menghadapi realita yang pahit perlu tenaga yang extra.

Curahan Hati Seorang Sahabat

ilustrasi mengobrol

Ketika saya sarapan, si rico
membuka obrolan mengenai nasibnya di perusahaan tempat dia bekerja. Katanya
hari Senin besok adalah hari terakhir dia kerja, dan dia bingung mau ngapain
setelah di PHK. Dia bercerita kronologinya sebelum mendapatkan keputusan pahit
bahwa dia harus di PHK.

Sebelum dia bekerja di Bandung,
dia bekerja di Cilacap (di satu perusahaan yang sama, cuman dipindah aja
penempatannya). Ketika dia bekerja di Cilacap, bisa dibilang enak banget lah.
Gimana gak enak, dia dekat dengan tangan kanan pemimpin perusahaan, semua
pekerjaan yang diberikan pasti bisa diselesaikan.

Minusnya dari dia adalah kurang
bisa bekerja sama dalam team, jadi dia bekerja sendirian. Project yang dia pegang sering ngaret launchingnya, meskipun hasilnya memuaskan. Terakhir, jam masuk
kerja dia yaaa sesuka hati dia. Seharusnya masuk jam 8, jam setengah 9 bahkan
jam 9 dia baru masuk. Ya begitu deh, kebiasaan dia semasa SMK memang telat,
mungkin kebawa ke dunia kerja. Jelas tidak menguntungkan sama sekali

Ketika dia dipindahin ke Bandung,
kebiasaan buruk dia di Cilacap kebawa. Kondisinya kan berbeda. Okelah di
Cilacap dia deket sama tangan kanan pemimpin perusahaan. Nah, di Bandung dia
gak deket sama siapapun, alhasil kena SP 2 sebanyak dua kali. Kata hrdnya, dia
mau di phk. Cuman si hrd ini kaya pengen nahan dia, mungkin tau potensi yang ada di dalam diri rico kali yaa?

Buat memperbaiki kesalah dia,
pekerjaan selama dua bulan kedepan dirampungin dalam waktu sesingkat mungkin.
Harapannya biar dia gak jadi di PHK, cuman nasib berkata lain. Karena sudah keputusan
petinggi-petinggi perusahaan jadi si hrd yang mau mempertahanin dia, gak bisa
berbuat banyak.

Curhatan berpindah ke kamar tidur saya, si gita bertanya “apa sih enaknya kuliah ?”. Dulu dia bekerja untuk
menabung dan melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Akan tetapi,
setelah bekerja dan memiliki tabungan yang cukup, si gita ini mulai kehilangan
gairah untuk ber-kuliah.

“udah punya duit, kuliah mau
ngapain lagi. Aku aja yang lulusan SMK punya gaji sekitar 6 – 8 juta perbulan,
bahkan bisa tembus 16 juta ketika hari raya idul fitri. Kuliah buat apa lagi. “
begitu katanya

Saya mencoba menjawab pertanyaan
si gita ini. Sejujurnya saya juga tidak ingat betul, apa yang diterangkan dosen di ruang kelas. Tapi, saya merasa kuliah itu mampu membentuk pola pikir
kita, membangun relasi, mendapatkan ilmu yang bermanfaat, dan proses pendewasaan diri. Kalau kuliah cuman nyari
gelar doang, mending gak usah. Diluar sana banyak kok yang jual gelar dengan
harga lumayan..

Setelah mendengarkan kedua teman
saya itu curhat. Tiba waktunya jam makan siang, menu yang disediakan dirumah
adalah ayam goreng sedangkan gita penginnya bakso. Jadi kami keluar buat nyari
makan sekalian nongkrong di kedai kopi Cilalula.

Cilalula Kopi Pamulang


Cilalula kopi
Tampak depan dari Cilalula Kopi


Menurut informasi dari tetangga
saya, cilalula kopi yang saya kunjungi ini. Dulu tidak bertempat di jalan witana
harja, pamulang permai blok SH 22 No 7 , pamulang barat. Lengkapnya kawan
mlaku bisa cek di google maps. Melainkan di jl siliwangi blok E no 2. Setelah saya
searching-searching di mbah google ternya tempat cilalula kopi yang dulu terbilang cukup kecil, bahkan ada beberapa tempat yang terasa sangat sempit.

Beruntung ketika dua teman saya
datang berkunjung, lokasi dari cilalula kopi ini sudah berpindah dan memiliki
tempat yang tergolong cukup luas. Penasaran sama luas dari tempat yang
sekarang, silahkan kawan mlaku dm sendiri saja ke akun Instagramnya cilalula
kopi.

Kedai ini memiliki 3 bagian
tempat duduk untuk para pelanggan, Outdoor, Indoor no smoking, dan Indoor free
smoking. Mari kita bahas satu persatu.

Karena kemarin sempat marak kasus
penularan corona di ruangan ber-AC, jadi bude saya berpesan untuk duduk di tempat
yang gak ada AC-nya alias outdoor. Tempat outdoor yang disediakan tidak terlalu
besar hanya muat 4 buah meja, dengan 4 kursi di setiap mejanya. Tempat ini
berada di depan sebelum kawan masuk ke kedai dan memesan menu.

tempat cilalula kopi pamulang
Tempat di Cilalula Kopi

Tempat berikutnya adalah Indoor
No Smoking, tempat ini biasanya dipenuhi oleh para pekerja kantoran yang mau
ngelanjutin kerjaan. Gen-geng orang tua, yang emang tujuaannya buat ketemu
sembari ngobrol santuy. Tempat ini juga ada rak buku yang bisa kawan baca di
lokasi, jangan dibawa pulang ya.. kasian ownernya.

Terakhir, Indoor Free Smoking. Tempat
ini seringnya dipenuhi oleh kawula muda, kongko-kongko sembari menghisap roko
ketengan ditemani secangkir kopi serta melihat pemandangan orang berpacaran di
sebrang sana. Saya rasa tempat ini memang dikhususkan untuk kawula muda. Ada tempat
yang biasanya digunakan untuk live music,
tersedia juga gitar yang bisa dimainkan oleh pengunjung, tapi ingat jangan
di bawa pulang.

Kedai ini juga dilengkapi dengan
kamar mandi Cowo-Cewe belum tersedia kamar mandi khusus. Meski begitu,
kamar mandinya asyik juga kok, tempatnya luas ada kaca besar ala-ala kamar
mandi di mall, yang terpenting adalah kamar mandinya selalu bersih. Cukup bertolak
belakang si… dengan keadaan bar di kedai ini, terutama dekat mesin kopinya,
bubuk kopi dimana-mana.

Buat saya yang suka meracik kopi,
meliat hal seperti itu rasanya gemesh aja pengen beresin. Gak nyaman aja kalau
membuat sajian kopi yang nikmat dengan keadaan alat perang kotor, kek kurang
aja gitu. Kedai ini juga tergolong cukup ramai, sehingga ketika tiba jam ramainya. Banyak tempat duduk untuk para pelanggan yang masih kotor, karena tidak langsung di beresin ketika
pelanggan sudah meninggalkan tempat.

Kebersihan dari kedai kopi
Cilalula harus lebih diperhatikan lagi.

 

Sebelum kita bahas menu-menu yang
disediakan, saya mau bahas fasilitas lain yang diberikan. Kedai ini juga
memberikan akses wifi gratis. Untuk sandinya, kawan mlaku bisa tanya ke
mba-mbanya langsung. Terpenting dan paling penting adalah colokan, buat saya
colokan ini penting banget. Kalau lagi kongko-kongko sama geng mobile legend, biar bisa terus mabar,
harus ada colokan. Ngerjain tugas yang mau deadline, tiba-tiba laptop
mati gara-gara dayanya abis wah gak enak banget kan pasti, untungnya kedai ini
sudah menyediakan colokan yang sangat banyak.

menu cilalula kopi
Menu di cilalula kopi. Photo by Traveloka 

Menu-menu yang disediakan juga
tergolong cukup murah berkisar antara Rp 5.000 – 23.000. Kopi Susu Kamu
merupakan nama menu untuk kopi susu gula aren, menu ini lumayan banyak yang
suka atau menjadi favorit. Tapi, menurut saya rasanya standar alias biasa aja. Rasa Kopi Susu Kamu, mirip rasa kopi susu aren pada umumnya belum ada sesuatu yang spesial. Harga dari
menu Kopi Susu Kamu adalah Rp 18.000.

Menu yang lumayan menggoda selera saya pada saat berkunjung adalah kopi Susu Pandan, saya pikir yang
jadi senjata kuat dari menu ini adalah rasa pandan yang cukup dominan. Tapi, di Cilalula kopi menu kopi susu pandan ini memiliki rasa hazelnut yang justru
dominan, sedangkan padannya tipis-tipis. Meski begitu saya suka dengan
penyajiannya, yang menarik dan menggugah selera. Harga dari menu Kopi Susu
Pandan adalah Rp 20.000.

Ketika kami berada di kedai ini,
kami memesan menu Hazelnut Latte, Lemon Tea, Vanilla latte, dan satu kopi panas
, tapi saya lupa nama menu dari kopi panas yang dipesan oleh rico ini. Setelah pesanan
kami datang, kami mulai mengobrol ngalor-ngidul gak jelas. Mulai dari obrolan
mengenang masa lampau sampai rencana-rencana mendaki gunung yang mungkin bisa
direalisasikan.

Udah dulu ceritanya yaa … Masih banyak cerita lainnya dari Insanus Mlaku yang gak kalah seru dan menarik. Yuk eksplore bareng.
See you!

foto kami bertiga
Saya, Gita, dan Rico

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *