Alif Abdullah Zakaria adalah nama saya. Saya lebih suka menyingkatnya dengan Alif A Zakaria. Nama tersebut saya terima setelah melewati perdebatan yang cukup panjang antara kedua orang tua dan mertua, akhirnya nama tersebut yang disepakati.
Konon katanya, saya akan diberi nama Muhammad Alif Faza. Akan tetapi kakek dari ibu sedikit menyangkal nama itu.
Kata beliau, “Muhammad kaya wong tua bae” artinya “Pakai nama Muhammad kaya orang tua aja”.
Entah doa atau apa, semasa saya remaja mendapatkan julukan sebagai “Orang tua” karena memiliki wajah yang cukup boros daripada kawan sebaya saya.
Awalnya emang ngerasa kesel, sih. Tapi… lambat-laun mulai terbiasa dan menerima. Alih-alih termenung dari kekurangan yang dimiliki, kenapa tidak merubahnya menjadi sebuah kekuatan?
Tercetuskanlah sebuah kalimat andalan untuk merubah kekurangan saya menjadi kekuatan, kalimat tersebut iala: “Ketika kami sudah berumur 30-40 tahun, merekalah yang akan terlihat lebih tua daripada saya”
Muka saya awet tua soalnya 😀
Ketika yang lain berlomba-lomba untuk menjadi awet muda, saya ditakdirkan menjadi seorang yang awet tua.
Tamat SMK, saya melanjutkan pendidikan perguruan tinggi swasta yang ada di Tangerang Selatan, tepatnya Universitas Muhammadiyah Jakarata.
Fakultas Pertanian tempat yang ditakdirkan bagi saya untuk kembali belajar sesuatu hal yang baru, maklum SMK saya jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ).
Sempat kepikiran untuk pindah di semester 3, mencari jalan yang lurus biar keahlian saya makin terasah. Semua itu tidak jadi saya lakukan.
Entah kenapa, saya menemukan kenyamanan di fakultas ini, lingkungan yang mendukung, senior yang ramah, pokoknya menyenangkan deh, jadi betah…
Awal Cerita Suka Jalan-jalan
Sedari kecil saya terbiasa dilepas oleh kedua orang tua saya, selama tidak mengancam nyawa dan melanggar aturan. Saya boleh melakukan apa saja. Termasuk jalan-jalan.
Doyan jalan-jalan juga sebetulnya hasil investasi Ayah selama sekian tahun. Ayah saya merupakan seoarang petualang sejati. Beliau sangat mencintai keindahan dan gemar berinteraksi. Ekstrovert parah lah!
Seingat saya, beberapa kali saya diajak membolang menyelami keindahan alam kampung halaman, Purbalingga Perwira. Kampung halaman saya memiliki anugerah alam yang luar biasa menawan.
Mulai dari curug, hutan, sejarah, kuliner, hingga kebudayan. Semuanya bisa kamu temukan di kampung halaman saya.
Bahkan, keluarga kami memiliki ritual menjelang buka puasa di bulan Ramadhan. Jika kebanyakan keluarga menghabiskan waktu dengan berdiam diri dirumah. Keluarga kami (Kecuali Ibu) akan pergi bertualang.
Kita tak pernah tau kemana tujuan kami. Yang jelas, Ayah tak pernah gagal membuat saya terpesona. Entah karena pesona tempat tujuan yang begitu indah, dan sulit dilupakan.
Atau berkat cerita sejarah dan sepenggal kebudayan yang baru. Setiap hari, tanpa pernah cuti. Selama bulan Ramadhan.
Ketika saya sudah besar, memori indah petualangan itu selalu terpanggil. Jadilah saya seseorang yang doyan jalan-jalan. Hampir tiap weekend saya tak pernah ada dirumah. Kamu hanya bisa menemukan saya di hutan, ataupun tempat wisata yang seru.
Dulu, impian saya sangat sederhana. Walaupun agak sedikit mahal, ya. Karena saya bermimpi bisa jalan-jalan setiap hari.
Hancurnya Impian Jalan-jalan Setiap Hari
Namun ternyata saya harus menerima kenyataan pahit, bahwa jalan-jalan setiap hari sulit untuk diwujudkan. Karena terkendala modal perjalanan.
Apalagi setelah saya memasuki usia kuliah, saya merasa semakin jauh dari impian saya tersebut. Padatnya tugas kuliah, dan aktivitas organisasi jadi alasan utama saya pada waktu.
Yap! Namun ternyata itu semua hanya “Pikiran” yang saya ciptakan sendiri. Singkatnya, saya membatasi diri sendiri dengan memberikan afirmasi negatif.
Sampai di suatu ketika, saya diajak pergi ke jalan-jalan ke Curug oleh teman kelas. Dari situlah, saya terpikir untuk mulai ngeblog lagi, nulis lagi, bercerita lagi.
Dengan lebih konsisten, dan juga mudah dibaca. Akhirnya blog Insanus Mlaku ini lahir.
Impian saya sederhana, ingin berbagi cerita dan pengetahuan seputar jalan-jalan. Sesederhana itu. Walaupun konsisten adalah musuh terbesar saya.
Namun alhamdulillah, blog ini masih hidup dan masih update cerita perjalanan ataupun opini. Saya amat bersyukur.
Terimakasih Sudah Mau Baca Cerita Saya, Ya!
Saya sangat senang kamu masih membaca cerita saya. Walaupun sekarang eranya sudah sedikit bergeser, dan saya juga sedang membangun sebuah channel YouTube.
Namun tulisan adalah media yang paling saya nyaman untuk berbagi cerita. Sekarang saya akan berusaha untuk rutin bikin cerita baru di blog ini.
Doakan saya, semoga bisa menghadirkan cerita yang seru dan juga menginspirasi kamu untuk keluar rumah. Sumpah! Indonesia itu indah banget, jangan diam dirumah terus, ya!
Sahabat Perjalananmu
Alif A. Zakaria