Hipotermia adalah penyakit yang cukup menjadi momok bagi pendaki gunung.
Sadarkah kamu kalau mendaki gunung itu merupakan kegiatan yang beresiko tinggi. Jadi lakukanlah persiapan mendaki dengan matang, sehingga kamu bisa pulang dengan selamat.
Karena selama mendaki, kamu akan menghadapi banyak kemungkinan berbahaya yang mungkin saja akan berujung pada kematian. Salah satu ancamannya datang dari berbagai penyakit gunung.
Hiraukan dulu masalah mitos atau sejenisnya. Mari waspada dengan ancaman yang nyata. Setuju?
Nah, salah satu penyakit gunung yang cukup berbahaya adalah Hipotermia. Berdasarkan data dari tahun 2013 – 2015, ada sekitar 18 kasus pendaki meninggal karena hipotermia.
Agar kamu bisa terhindar dari ancaman penyakit mematikan ini, baca hingga selesai artikel ini.
Apa Itu Hipotermia?
Hipotermia adalah kondisi di mana mekanisme tubuh kesulitan untuk mengatasi tekanan suhu dingin. Atau secara sederhana adalah sebuah penyakit yang terjadi karena suhu dingin yang ekstrim.
Perlu kamu ketahui bahwa suhu normal tubuh manusia adalah 36,5 – 37,5 0C. Jika melebihi ambang batas normalnya, maka tubuh kita akan merespon. Jika suhu terlalu rendah, maka tubuh akan merespon dengan cara menggigil.
Sementara jika suhu terlalu tinggi, maka tubuh akan merespon dengan mengeluarkan banyak keringat.
Respon alami tubuh ini akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Sesuai dengan hasil penelitian Van Homeren pada tahun 2007 yang mengatakan bahwa fungsi termoregulasi akan menurun seiring dengan bertambahnya usia.
Sehingga para lansia memiliki resiko terserang Hipotermia yang jauh lebih besar ketimbang anak muda. Selain dipicu oleh kondisi fisik yang sudah tak lagi prima, organ-organ tubuhnya pun sudah mulai menurun fungsinya.
Penyebab Hipotermia
Sekarang kamu sudah mengetahui tentang apa itu Hipotermia. Walaupun lansia memiliki peluang terserang yang jauh lebih besar, bukan berarti penyakit ini tidak bisa menyerangmu!
Memahami penyebab terjadinya bisa sangat membantumu untuk melakukan manajemen resiko. Sehingga kegiatan mendaki gunung yang tergolong ekstrim nan mematikan ini, bisa menjadi aman dan menyenangkan.
Pahami penyebab Hipotermia berikut ini:
1. Faktor Usia
Bayi dan lansia memiliki potensi terkena hipotermia jauh lebih besar. Jika Faktor utama lansia karena menurunnya fungsi organ-organ tubuh.
Yang terjadi pada bayi adalah sebaliknya, organ-organ tubuhnya belum berfungsi secara sempurna.
2. Minuman Keras dan Obat-obatan
Alhokol danobat-obatan terlarang bisa mengakibatkan melebarnya pembuluh darah. Dampaknya adalah mempercepat serta meningkatkan pelepasan panas tubuh dari permukaan kulit.
Selain itu, kondisi mabuk atau teller juga berdampak pada ketidakmampuan tubuh utnuk merespon suhu disekitarnya.
Beberapa obat-obatan juga bisa jadi pemicu mudahnya tubuh kita terserang hipotermia. Obat-obatan tersebut antara lain: antidepresan, sedative, dan analgesic opiate.
3. Terserang Penyakit
Beberapa penyakit juga bisa menjadi penyebab Hipotermia. Misalnya saja Alzheimer, para penderita Alzheimer ini tidak sadar bahwa mereka sedang dihadapkan dengan kondisi suhu yang dingin, kalaupun sadar mereka bingung dalam bertindak.
Selain Alzheimer ada pula penyakit Anoreksia Nevorsa, Stroke, dan Hipotiroidisme.
Jenis – Jenis Hipotermia
Kalau kamu berpikir Hipotermia ya, cuman Hipotermia. Kita sependapat. Namun itu dulu, sebelum akhirnya saya berusaha mempelajari lebih dalam terkait Hipotermia ini.
Berikut Jenis-jenis Hipotermia yang harus kamu ketahui. Dengan mengetahuinya, kamu berpotensi melakukan penanganan yang tepat dan cepat. Sehingga dampak buruk dari Hipotermia bisa kamu atasi.
Hipotermia Berdasarkan Temperatur Tubuh
1. Hipotermia Ringan (Suhu Tubuh 34-36 °C)
Jika kamu atau teman pendakianmu mengalami tanda-tanda menggigil yang luar biasa, maka bisa dikatakan sudah terserang hipotermia dengan level yang masih rendah. Namun jika dibiarkan begitu saja, maka suhu tubuh korban akan semakin turun.
Apabila sudah turun, korban akan mengalami Amnesia, Disaritmia, dan proses bernafas menjadi lebih cepat.
2. Hipotermia Sedang (Suhu Tubuh 30–34 °C)
Jika kamu atau teman pendakiamn terserang Hipotermia dengan klasifikasi ini makan, tubuh akan mengalami penurunan konsumsi oksigen oleh system saraf. Kondisi ini bisa mengakibatkan terjadinya hiporefleks, hipoventilasi, dan penurunan aliran darah ke ginjal.
Jika suhu semakin menurun maka kesadaran korban akan hilang, lebih parahnya lagi tubuh akan mengalami kehilangan ritme jantung bisa terlalu cepat atau terlalu lambat.
3. Hipotermia Berat (Suhu Tubuh <30 °C)
Ini yang terparah, korban akan hilang kesadarannya secara total atau koma, jika tidak ditangani secara cepat akan mengakibatkan kematian.
Hipotermia berdasarkan tingkat kecepatan hilangnya panas pada tubuh
1. Hipotermia Akut
Kondisi ini dapat terjadi karena kamu atau teman pendakianmu mengalami penurunan suhu tubuh secara drastis.
2. Hipotermia Akitbat Kelelahan
Tubuh kehilangan energi atau asupan, kondisi ini bisa kita sebut dengan terlalu lemah. Ketika ini terjadi maka tubuh tidak akan mampu lagi untuk menghasilkan panas, sehingga korban akan mengalami Hipotermia
Contohnya Pendaki Gunung, karena kelelahan dan kurangnya asupan makanan serta suhu lingkungan yang dingin
3. Hipotermia Kronis
Kondisi ini terjadi karena panas tubuh menghilang secara perlahan. Contohnya Lansia yang tinggal di tempat yang dingin, atau tunawisma yang tidur di jalanan.
Cara Mengatasi Hipotermia
Cara mengatasi Hipotermia sebenernya cukup mudah jika kita bisa melihat gejala-gejala awalnya. Caranya cukup sederhana, kita hanya perlu meningkatkan kembali subuh tubuh berada di ambang batas normalnya lagi.
Secara sederhana, tubuh memerlukan energi untuk memproduksi panas. Memastikan perut dalam keadaan tersisi selama aktivitas pendakian merupakan kunci pencegahan hipotermia.
Tubuh yang memiliki energi yang cukup akan mendorongmu untuk terus bergerak, sehingga suhu tubuh akan tetap terjaga. Namun jika sudah terlanjur, kamu bisa membungkusnya dengan emergency blanket atau thermal bivy atau sleeping bag.
Selain itu, kamu juga bisa memeluknya untuk mentransfer panas tubuh. Untuk cara yang lebih lengkap, kamu bisa membaca artikel berikut: Cara Mengatasi Hipotermia dari Arei Outdoor
Gimana, Udah Lebih Paham Soal Hipotermia?
Sekian dulu pembahasan singkat tentang Hipotermia, semoga penjalasan sederhana ini bisa menambah wawasan kamu. Dengan begitu kamu tidak nekat untuk mendaki gunung tanpa persiapan apapun.
Setiap gunung memiliki karakteristiknya masing-masing. Setiap gunung pula menyimpan bahaya, jadi jangan anggap remeh gunung manapun.
Jangan ukur kesulitan gunung dari ketinggiannya saja, lakukan riset yang lebih dalam tentang jalur, ketersediaan sumber air, atau mungkin ancaman dari hewan buas.
Udah dulu ceritanya yaa … Masih banyak cerita lainnya dari Insanus Mlaku yang gak kalah seru dan menarik. Yuk eksplore bareng.
See you!