Ini cara roasting kopi yang saya pelajari di Kelompok Tani Hutan Giri Senang
Keharusan magang dari kampus membawa saya pada sebuah kelompok tani di daerah Bandung.
Kelompok tani yang memiliki fokus pada komoditas kopi ini, terbentuk melalui kumpul rutin di masjid yang ada di desa Giri Senang, Bandung.
Perjalanan menuju lokasi kelompok Tani Hutan Giri Senang begitu saya nikmati. Bagaimana tidak? Sepanjang jalan saya disuguhkan dengan landscape yang begitu indah.
Suhu dingin khas pegunungan menambah kenikmatan berkendara menuju lokasi saya untuk belajar tentang komoditas kopi.
Banyak hal yang saya pelajari terkait proses hulu-hilir kopi. Tapi, ada satu proses pasca panen yang sudah saya dambakan sejak lama: roasting biji kopi.
Pada akhirnya saya berkesempatan mencoba meroasting biji kopi hijau arabika seberat 1 kg tersebut.
Apa itu Roasting Kopi?
Roasting kopi adalah proses menyangrai biji kopi yang masih. Karena biji kopi yang masih mentah memiliki kandungan air yang cukup tinggi.
Sehingga untuk mendapatkan citara kopi yang khas dari kopi tersebut harus melewati proses roasting dulu.
Proses roasting kopi bisa dibilang tidak mudah. Karena kamu harus memperhatikan beberapa faktor penting dalam pemanggangannya. Sehingga biji kopi hasil roastinganmu bisa maksimal.
Pemanggangan biji kopi ini juga akan berpengaruh pada citarasa kopi yang akan kamu nikmati lainnya. Selain proses menyeduhnya, tingkatan level roasting juga berpengaruh terhadap hasil seduhan.
Sebagai pecinta kopi, kamu harus mengetahui proses roasting biji kopi ini. Jadi kamu lebih memahami seluk beluk kopi mulai dari awal hingga akhir.
Mengenal Bagian Mesin Roasting
Sebelum memulai kita belajar cara roasting kopi. Mari pahami bagian-bagian mesin roasting dulu, ya! Sewaktu belajar cara roasting kopi yang tepat dengan mas Yadin, saya mendapat pengarahan singkat tentang bagian mesin roasting kopi.
Beliau menjelaskan secara rinci bentuk dan fungsi tiap bagian dari mesin roasting tersebut. Hal yang saya tangkap dari penjelasan beliau adalah:
Bagian Atas Mesin
Pada bagian atas mesin roasting coffee terdapat beberapa komponen yang memiliki peranannya masing-masing. Bagian tersebut ialah: dust collecting fan, dust collector, dan feed port.
1. Feed Port
Feed port merupakan tempat untuk memasukan green bean ke dalam mesin roasting. Ukuran corong dari feed port bervariasi, tergantung dari kapasitas mesin roastingnya. Sistematikanya-pun dibagi menjadi dua, manual dan otomatis.
Manual artinya, kita harus membuka tuas penahan green bean dengan tenaga yang kita miliki. Sedangkan otomatis jauh lebih simpel. Green bean akan terhisap masuk ke dalam mesin roasting dengan sendirinya.
2. Dust Collecting
Dust collecting fan merupakan bagian yang bertugas untuk menciptakan angin. Kemudian, angin yang tercipta akan mendorong ampas kulit kering selama proses roasting menuju dust collector. Perjalanan ampas kulit kering menuju dust collector melalui pipa yang terhubung dengan barrel.
3. Dust Collector
Dust collector merupakan tempat tersimpannya ampas kulit kering hasil proses roasting. Jika tidak ada tempat pembuangan ini, maka ampas kulit kering akan berterbangan kemana-mana.
Bagian Tengah Mesin
Pada bagian tengah mesin roasting, bisa dibilang juga tempat inti terjadinya proses roasting kopi atau sangrai biji kopi.
Beberapa bagian yang terletak di tengah mesin roasting, ialah: barrel, observation window, sampling spoon, discharge port.
1. Barrel
Barrel merupakan tempat terjadinya proses roasting biji kopi. Tempat ini berbentuk tabung yang tidak berhenti berputar ketika mesin dinyalakan. Hampir mirip tabung pada truk semen.
Tujuan terus berputarnya barrel adalah untuk menyalurkan panas yang diciptakan ke seluruh bagian barrel, dan memastikan bahwa green bean terpanggang dengan merata.
Satu tips sederhana agar barrel tetap terjaga bentuknya adalah jangan langsung matikan mekanisme perputaran setelah selesai roasting. Biarkan terlebih dahulu hingga permukaan barrel dingin, baru kemudian matikan semua sistem mesin roasting.
2. Observation window
Observation window merupakan tempat dimana kita bisa mengintip sudah sejauh mana proses sangrai kopi berlangsung. Jangan sampai, hasil roastingan kita meleset dari profil roasting yang diinginkan.
3. Sampling spoon
Sampling spoon merupakan bagian yang letaknya sama dengan observation window. Dengan adanya sampling spoon kita bisa lebih dalam menganalisa proses sangrai yang terjadi.
Caranya cukup sederhana, kita hanya perlu menarik sampling spoon dan beberapa biji kopi yang sedang di roasting akan tertarik keluar.
Kemudian, barulah kita bisa menganalisisnya. Namun yang perlu diperhatikan adalah jangan terlalu sering menarik sampling spoon. Karena akan berdampak pada suhu mesin roasting.
Efeknya, waktu yang dibutuhkan akan lebih lama atau hasilnya nanti tidak merata.
4. Discharge Port
Discharge port merupakan bagian yang terdapat di tengah dan bawah mesin roasting. Pada bagian tengah mesin, discharge port berfungsi untuk membuka jalan bagi biji kopi hasil roasting menuju tempat cooling plate.
Ketika proses pendinginan sudah selesai, giliran tugas discharge port yang berada pada bagian bawah mesin untuk membuka jalan biji kopi kepada wadah penampung.
Bagian Bawah Mesin
Pada bagian bawah mesin, memiliki fungsi yang cukup vital terhadap hasil roasting. Karena pada bagian bawah mesin terdapat bagian, seperti: healing system, mixing showel, cooling plate.
1. Healing System
Healing system merupakan tempat bagian yang bertugas menjadi pemanas bagi mesin roasting. Pada mesin roasting berukuran besar, umumnya sistem pemanas menggunakan tabung gas.
Sedangkan, mesin roasting berukuran kecil atau skala rumahan, umumnya sistem pemanas menggunakan gas kaleng.
2. Mixing showel
Mixing Showel merupakan bagian yang berada pada cooling plate. Bagian ini memiliki bertugas untuk mengaduk biji kopi yang telah selesai di roasting.
3. Cooling plate
Cooling plate merupakan tempat pemberhentian terakhir biji kopi sebelum dipindahkan ke wadah penampung.
Pada tempat ini, biji kopi yang telah sesuai profil roasting yang diinginkan roaster (sebutan untuk tukang roasting) akan didinginkan untuk memberhentikan proses masak yang terjadi.
Ketika biji kopi sudah dingin, barulah biji kopi dipindahkan ke wadah penampung untuk selanjutnya dikemas sesuai dengan kebutuhan.
Bagaimana? Udah ada sedikit gambaran kan soal bagian-bagian mesin roasting. Jadi, nanti kalau kamu punya kesempatan untuk meroasting.
Kamu gak usah terlalu kaget atau bahkan bingung melihat mesin roasting. Karena, kamu telah memahami seutuhnya bagian dari mesin roasting beserta fungsinya. Good job!
Proses Roasting Biji Kopi
Setelah mendengarkan dengan seksama penjelasan mas Yadin. Akhirnya saya berkesempatan untuk meroasting green bean yang saya beli sendiri di kelompok tani tersebut.
Green bean yang saya miliki sebanyak 1 kg, sedangkan kapasitas mesin roastingnya kurang lebih 4 kg kalau tidak salah.
Setelah semua sistem dalam mesin roasting diaktifkan. Saya perlu menunggu beberapa saat sebelum melepaskan green bean ke barrel.
Hal yang perlu diperhatikan ketika masih belajar cara roasting biji kopi adalah suhu dari mesin sangrai.
Mas Yadin, terbiasa untuk memasukan green bean ke barrel ketika suhu sudah sekitar 130 derajat (sedikit lupa pastinya di suhu berapa).
Setelah suhu dari mesin kopi sesuai, barulah green bean dilepaskan dari feed port menuju barrel.
Ketika proses pemanggangan kopi, saya berdiskusi dengan mas Yadin terkait profil roasting, tips sangrai kopi, hingga kesalahan yang sering terjadi pada roaster pemula.
Pada saat itu, profil roasting yang saya inginkan adalah medium roast. Profil ini yang cocok digunakan untuk metode seduh pour over.
Disisi lain, saya juga ingin pakde saya menikmati kopi hasil roastingan saya selama magang.
Proses roasting berjalan dengan khidmat, beberapa kali saya dibuat penasaran dengan keadaan biji kopi yang sedang terpanggang dalam mesin.
Seringkali, saya mengintip biji kopi melalui observation window. Setelah first crack terjadi, saya makin kegirangan.
Karena saya pikir, first crack hanya bisa saya alami ketika membaca buku ataupun artikel tentang roasting. Kali ini saya mendengarnya langsung.
Setelahnya, momen yang saya tunggu adalah second crack. Ketika biji kopi sudah melewati fase second crack, barulah kita mulai teliti terkait profil roasting yang diinginkan.
Jangan sampai terlalu cepat, atau bahkan terlalu lama. Harus presisi. Singkatnya, saya berhasil menghasilkan roastingan biji kopi dengan profil medium roast.
Pencapaian ini berhasil saya raih berkat bimbingan dan pengawasan mas Yadin selama proses roasting terjadi.
Beberapa hari setelahnya, saya pulang ke Pamulang karena durasi magang telah selesai.
Citarasa Kopi Kelompok Tani Hutan Giri Senang
Saya menceritakan pengalaman magang saya selama di Kelompok Tani Hutan Giri Senang. Oya, tak lupa juga kami menikmati kopi hasil roastingan saya sendiri.
Menurut pakde saya, kopi yang dihasilkan memiliki aroma dan rasa seperti coklat.
Sehingga muncul pertanyaan darinya, “lahannya bekas buat nanem coklat dulunya lif?”
Seingat saya, mas Yadin pernah cerita kalau emang dulunya lahan perhutani yang digunakan pernah ditanami coklat. Tapi, itu sudah lama sekali, kurang lebih 30 tahunan yang lalu.
Memang benar ya, kalau kopi itu menyerap rasa tanaman disekitar dia tumbuh. Hmm.. kamu udah pernah nyobain kopi yang berasa coklat?
Kalau belum, mungkin kopi dari Kelompok Tani Hutan Giri Senang bisa jadi pilihan. Biar samaan, pilih juga yang metode pasca panennya natural yak. Oke?
Kalau kamu gak mau ribet, bisa beli langsung lewat Tokopedia.
Kamu punya pengalaman ngeroasting biji kopi juga gak? Kalau iya, sharing di kolom komentar yak. Siapa tau bisa menambah wawasan saya dan yang lainnya.
Udah dulu ceritanya yaa … Masih banyak cerita lainnya dari Insanus Mlaku yang gak kalah seru dan menarik. Yuk eksplore bareng.
See you!
Mantap. Artikelnya semoga petani di sana makin makmur. Amiin
Amiinn…